Minggu, 23 September 2012





Also meaning "path" in Arabic, sharia guides all aspects of Muslim life including daily routines, familial and religious obligations, and financial dealings.

Business processes -have been discussed in the previous post- is a collection of stages in implementing the business to achieve the goals. Now, we often hear a word 'sharia'. What is sharia? And what is the sharia business process ?


Apa itu sebenarnya bisnis proses syariah? Dan apa arti syariah sebenarnya? Syariah sendiri memiliki arti suatu aturan yang berasal dari Al-Quran dan hadists. Jadi bisnis syariah adalah bisnis yang mengikuti aturan-aturan dan menganut ajaran yang ada di dalam Al-Quran dan hadits. Jika bisnis tersebut tidak menganut ajaran al-quran dan hadits maka bisnis tsb belum bisa di katakan sebagai bisnis syariah.

Sebenarnya bentuk bisnis syariah tidak berbeda jauh dengan bisnis pada umumnya, yaitu memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen sehingga mendapatkan hasil yang di inginkan. Namun aspek syariah inilah yang membedakan dengan bisnis pada umumnya. Sehingga bisnis syariah selain mengusahakan bisnis, juga menjalankan syariat dan perintah Allah dalam hal bermuamalah.

Ada ciri-ciri yang membedakan antara bisnis syariah dan yang bukan, Beberapa ciri itu antara lain:

1. Selalu Berpijak Pada Nilai-Nilai Ruhiyah. Nilai ruhiyah adalah kesadaran setiap manusia akan eksistensinya sebagai makhluk Allah yang harus selalu kontak dengan-Nya dalam wujud ketaatan di setiap tarikan nafas hidupnya. Ada tiga aspek paling tidak nilai ruhiyah ini harus terwujud , yaitu pada aspek : (1) Konsep, (2) Sistem yang di berlakukan, (3) Pelaku.

2. Memiliki Pemahaman Terhadap Bisnis yang Halal dan Haram. Seorang pelaku bisnis syariah dituntut mengetahui benar fakta-fakta terhadap praktek bisnis yang Sahih dan yang salah. Disamping juga harus paham dasar-dasar nash yang dijadikan hukumnya.

3. Benar Secara Syar’i Dalam Implementasi. Intinya pada masalah ini adalah ada kesesuaian antara teori dan praktek, antara apa yang telah dipahami dan yang di terapkan. Sehingga pertimbangannya tidak semata-mata untung dan rugi secara material.

4. Berorientasi Pada Hasil Dunia dan Akhirat. Bisnis tentu di lakukan untuk mendapat keuntungan sebanyak-banyak berupa harta, dan ini tidak di benarkan dalam Islam. Karena islam tidak membenarkan sesuatu hal yang berlebihan, ambillah keuntungan secukupnya saja, di lakukannya bisnis memang untuk mendapatkan keuntungan materi tetepi sesuai dengan aturan yang ada. Dalam konteks ini hasil yang di peroleh, di miliki dan dirasakan, memang berupa harta.

5. Namun, seorang Muslim yang sholeh tentu bukan hanya itu yang jadi orientasi hidupnya. Namun lebih dari itu. Yaitu kebahagiaan abadi di yaumil akhir. Oleh karenanya, Untuk mendapatkannya, dia harus menjadikan bisnis yang dikerjakannya itu sebagai ladang ibadah dan menjadi pahala di hadapan Allah. Hal itu terwujud jika bisnis atau apapun yang kita lakukan selalu mendasarkan pada aturan-Nya yaitu syariah Islam.

Dengan ciri-ciri di atas semoga pembaca tahu perbedaan antara bisnis syariah dengan bisnis pada umumnya. Dan jika hal-hal di atas di terapkan oleh para pengusaha insyaallah akan mampu memadukan antara realitas bisnis duniawi dengan ukhrowi, sehingga memberikan manfaat bagi kehidupannya di dunia maupun akhirat. Amien




Referensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar